Selasa, 25 Oktober 2011

JEJARING SOSIAL ‘FACEBOOK’, ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN SASTRA MASA DEPAN



Oleh: . Siti Nurjanah
Guru Bahasa Indonesia di SMPN I Bangil kabupaten Pasuruan
Jl. Patimura 309 Bangil telp.( 0343) 741551/67153
Emal: sn241167@yahoo.co.id


Kemajuan teknologi berdampak pada berbagai lini kehidupan, baik positif maupun negatif. Hal tersebut tidak harus ditakuti, akan tetapi harus dipahami, disikapi, dan diantisipasi dengan arif dan cermat. Demikian halnya dengan dunia pembelajaran kita. Bagaimana mengajar menjadi lebih bermakna dan dekat dengan dunia siswa. Dunia yang selalu berkembang akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Utamanya teknologi informasi.

Kalau selama ini mutu pendidikan di Indonesia dianggap kurang berhasil, barangkali memang pendekatan pembelajaran yang diterapkan tidak menyentuh pada apa yang dibutuhkan siswa. Pembelajaran masih berpijak pada bagaimana materi pelajaran tersampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan apakah siswa senang dan membutuhkan hal tersebut.

Pembelajaran sasta khususnya apresiasi puisi, menulis puisi, bahkan membaca puisi rata-rata masih rendah. Siswa merasa kesulitan memahami makna puisi. Demikian halnya kemampuan siswa membaca puisi. Hal tersebut dipicu oleh strategi pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan materi ajar dan karakteristik siswa. Bahkan mungkin dipicu oleh minat/motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri yang rendah, karena siswa tidak merasa membutuhkannya.

Berdasar anggapan tersebut penulis mencoba memanfaatkan jejaring sosial facebook sebagai media untuk mengajar sastra pada siswa SMPN I Bangil. Bagaimanakah penerapan jejaring sosial ‘facebook’ dalam pembelajaran sastra?; Apakah jejaring sosial ‘facebook’ dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam belajar sastra? Tentu saja tujuan akhir dari upaya ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran sastra jika menggunakan media facebook, dan sejauh mana peningkatan yang diperoleh jika pembelajaran menggunakan media facebook.

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah, perantara’. Atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002:3). Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,2002:3). Media merupakan alat yang menjadi perantara untuk menyampaikan sebuah pesan pada orang lain. Dalam hal ini pesan yang dimaksudkan adalah informasi dari materi pembelajaran.

Facebook dalam pembelajaran sastra digunakan sebagai media pamer hasil karya berupa pembacaan puisi. Media pampang dari pemodelan. Selain untuk kepentingan publikasi, sharing, saling mengkritisi, dan memberikan penilaian hasil karya siswa, juga sebagai media konsultasi kepada guru. Manfaat lain menggunakan media jejaring sosial ini adalah tidak terbatas waktu yang tersedia bagi guru untuk mengajar di dalam kelas. Siswa dapat melakukan penilaian kapan saja, dan dimana saja. Menjadikan pembelajaran dekat dengan dunia yang dibutuhkan siswa. Mengajarkan siswa untuk dapat memanfaatkan teknologi. Menjauhkan siswa dari kemungkinan penyalahgunaan teknologi.

Untuk dapat memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran diperlukan pendekatan Project Based Learning (PBL). Project Based Learning (PBL) atau Pembelajaran berbasis projek adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa dapat menghasilkan sebuah produk. Proyek yang dimaksud adalah proyek individual atau grup yang dilaksanakan dalam suatu periode waktu, menghasilkan suatu produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Menggunakan berbagai macam resources, dengan pendekatan student-centered. Berhubungan dengan bidang sains, teknologi serta aplikasinya. Dan menggunakan pendekatan konstruktivisme, problem solving, inquiry, riset, integrated studies, pengetahuan, dan keterampilan, evaluasi, refleksi, dll.
Hal penting dalam PBL adalah melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan guru mata pelajaran lain yang terkait dengan proyek yang akan dikerjakan.
Pembelajaran ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pertama mengondisikan siswa terhadap tugas yang harus dikerjakan. Kedua dan ketiga adalah praktik melaksanakan tugas. Bisa di rumah atau di kelas dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Keempat, siswa mepresentasikan hasil di depan kelas untuk dinilai. selanjutnya meng-upload ke facebook yang telah dibuat guru.
Penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Penilaian mencakup ketepatan waktu. Kriteria membaca puisi (intonasi, mimik, ekspresi, dan pelafalannya). Kesesuaian ilustrasi dengan makna dan suasana batin puisi. Kerjasama, dan kreativitas produk.
Berdasarkan pengamatan, dari 36 siswa 32 siswa mendapatkan nilai ≥85 (88%). 4 siswa mendapatkan nilai ≤ 76 (11%). Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan siswa terhadap kompetensi dasar membaca puisi 100%.
Peningkatan motivasi belajar Sastra dilihat dari sebaran angket yang diberikan guru setelah pelaksanaan pembelajaran. Berikut tabel angket yang diberikan pada siswa

No Aspek Sebelum Sesudah
Setuju tidak setuju Tidak
1 Facebook bermanfaat

5 siswa 31 siswa 28 siswa 8 siswa

2
Pembelajaran Sastra menyenangkan
6 siswa 30 siswa 34 siswa
2 siswa


3 Pembelajaran sastra menggunakan media facebook memotivasi kreativitas siswa 5 siswa 31 siswa 33 siswa 3 siswa
4 Bangga dapat menghasilkan sebuah produk 15 siswa 21 siswa 27 siswa 9 siswa

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa facebook dapat
dimanfaatkan sebagai media pada pembelajaran sastra. Selain dapat meningkat hasil belajar juga motivasi siswa terhadap pembelajaran sasta meningkat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian bagi guru terutama guru bahasa Indonesia.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop