This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Senin, 16 November 2015
ujian Berbasis Computer
20.41
noeng
No comments
UJIAN
BERBASIS KOMPUTER DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh
SITI NURJANAH
ABSTRAK
Nurjanah,
Siti. 2015: Pemberlakuan ujian nasional berbasis computer masih menjadi kekhawatiran
sebagian guru bahasa Indonesia. Kekhawatiran ini terutama berkaitan dengan
kemampuan akan penguasaan teknologi informasi sebagian guru bahasa Indonesia yang
masih rendah, juga karena ketersediaan
perangkat yang belum seluruhnya terpenuhi. Namun kekhawatiran yang mendasar terletak
pada upaya peningkatan kompetensi dalam pembelajarannya. Untuk itu diperlukan
keterampilan yang cukup memadai terutama dalam penggunaan media khususnya media
berbasis computer. Karena media sangat penting kehadirannya untuk menyampaikan
pesan pada pembelajaran agar dapat meningkatkan pemahaman pada diri siswa dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kata
kunci: ujian berbasis komputer, pembelajaran bahasa Indonesia
Pengantar
Implementasi kurikulum
2013 yang dilaksanakan pada beberapa sekolah pilot sudah berjalan hampir 3
tahun. Itu artinya bahwa kurikulum 2013 mencapai tahap puncak ujicoba terutama
pada elemen penilaian. Penilaian yang dimaksudkan adalah penilaian pada tingkat
nasional. Dari sinilah pendekatan saintifik diuji kehebatanya secara
nasional.
Mungkin ini menjadi
kekhawatiran bagi sebagian tenaga pendidik yang menerapkan kurikulum 2013. Terutama
karena selain pendekatan yang harus diterapkan baru, juga karena kompetensi
dasar dan cakupan materi sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya (khusus
Bahasa Indonesia). Namun kekhawatiran
juga muncul pada system tes yang disarankan pada kurikulum 2013, Ujian yang
dimaksud adalah ujian menggunakan perangkat computer. Hal ini sangat beralasan
karena pada kenyataanya matapelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
yang sebelumnya diajarkan pada tiap-tiap kelas, justru pada kurikulum 2013
tidak dimasukkan sebagai mata pelajaran, akan tetapi menjadi sarana dalam
setiap kegiatan pembelajaran.
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M.Nuh yang menegaskan bahwa untuk pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) akan dihilangkan. TIK diintegrasikan di semua mata pelajaran,
sehingga tidak ada pelajaran khusus untuk TIK. ( kompas.com tertanggal 14 November 2012) berikut
kutipanya:
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perkembangan
teknologi saat ini sangat pesat. Untuk itu, mulai jenjang SMP, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) akan dijadikan sarana pembelajaran pada semua
mata pelajaran.
"Jadi
TIK menjadi media semua mata pelajaran untuk jenjang SMP ini sehingga anak-anak
juga bisa mengenal teknologi dengan baik," kata Nuh saat jumpa pers di
Kantor Kemdikbud, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Kebijakan tentang
pemanfaatan TIK dalam setiap pembelajaran sangat tepat untuk menjawab tantangan global 2025. Namun benarkah setiap tenaga pendidik yang ada
memiliki keterampilan yang cukup memadai untuk hal itu? Akan menjadi masalah
dan kekhawatiran yang berlebihan manakalah tenaga pendidik tidak memilikinya.
Lalu, bagaimana mungkin kita mengharapkan peserta didik memiliki keterampilan
yang memadai tentang pemanfaatan TIK, sementara tidak ada materi pembelajaran
yang mengajarkan tentang kecanggihan TIK. Bahkan mungkin hanya sedikit atau
tidak ada sama sekali tenaga pendidik yang memanfaatkan kecanggihan TIK dalam
kegiatan pembelajarannya.
Mungkin kedengarannya
sangat ironis bahwa pelaksanaan ujian nasional dilaksanakan dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi informasi (yang lebih popular disebut CBT). Sementara
belum semua tenaga pendidik dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi. Bahkan
mungkin tidak semua sekolah memiliki sarana prasana seperti yang dimaksudkan.
Bukan bermaksud
merendahkan kemampuan peserta didik, namun tanpa pengenalan dan pertemuan
dengan frekuensi yang cukup dengan media computer akan berpengaruh pada
kemampuan peserta didik tentang penggunaan computer.
Kekhawatiran itu sudah
seharusnya diantisipasi oleh guru terutama guru Bahasa Indonesia yang materinya
diujikan secara nasional dan menggunakan teknologi computer atau CBT. Untuk itu
ada baiknya pada kesempatan kali ini dibahas tentang apa sih Computer Based Test? Untuk menjawab adakah
kaitan antara pembelajaran bahasa Indonesia dengan ujian berbasis computer
(CBT). Bagaimana sebenarnya kondisi pembelajaran bahasa Indonesia?; dan apa
saja kecanggihan teknologi computer yang bias dijadikan media dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia?
Computer
Based Test (CBT)
Ujian berbasis komputer
yang lebih popular disebut CBT (Computer Based Test) atau CAT (Computer Aised
Test) adalah ujian yang diselenggarakan dengan menggunakan komputer. Tes dengan menggunakan komputer dipandang sangat efisien
dan praktis. Peserta tes dalam waktu yang bersamaan akan mendapatkan soal yang
berbeda sehingga dapat meningkatkan semangat peserta tes untuk lebih
meningkatkan kompetensinya.
Karakteristik dari tes ini
sama dengan tes konvensional yaitu menggunakan satu perangakat tes untuk
beberapa peserta dengan panjang tes yang sama (fixed test length). Perbedaannya
terletak pada teknik penyampaian (delivery) butir soal yang tidak lagi
meggunakan kertas (paperless), baik untuk naskah soal maupun lembar
jawaban. Sistem skoring atau koreksi langsung dilakukan oleh komputer. Biasanya
peserta bisa mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai
dengan terakhir.
Banyak keuntungan dari pelaksanaan ujian
berbasis computer ini, antara lain;
1.
Ujian dapat berlangsung dimana saja
selama ada perangkat yang terkoneksi ke server Ujian Online;
2.
Soal diacak otomatis oleh sistem
sehingga tiap peserta tidak ada yang sama soal ujiannya, sehingga mengurangi
kesempatan peserta ujian untuk melakukan kecurangan;
3.
Hasil Ujian dapat langsung diketahui
setelah selesai ujian;
4.
Guru dapat menghemat waktu karena tidak
mengoreksi dan memberi nilai pada ujian;
5.
Guru dan peserta didik semakin melek
teknologi;
6.
Hemat kertas karena tidak perlu mencetak
soal ujian dan LJK;
7.
Peserta ujian tidak perlu membawa alat
tulis, rautan, dan papan alas;
8.
Memiliki timer setiap soalnya dan tepat
waktu;
9.
Hemat waktu , karena tidak repot
menghitamkan lembar LJK;
10.
Lebih
aman, tak perlu repot memisahkan lembar jawaban dari lembar soal ataupun khawatir kertas lembar jawabannya rusak;
Namun demikian ada
beberapa kekurangan, misalnya apabila terjadi masalah listrik. Apakah software
telah dirancang bisa dilanjutkan kembali ke kondisi terakhir setelah login? Hal
ini akan menjadi kendala waktu.
Beberapa fakta lain menunjukkan,
bahwa ujian kompetensi guru (UKG) yang dirancang menggunakan computer dan telah
dilaksanakan beberapa waktu lalu secara online, tidak bias memberikan gambaran
hasil sesuai harapan. Selain karena nilai UKG guru belum maksimal (di bawah
standar), juga terbukti ada peserta yang gagal saat mengerjakan ujian
kompetensi guru (UKG) sehingga nilainya nol (0). Hal ini bias jadi disebabkan
karena kurang meleknya guru terhadap penggunaan Teknologi Informasi.
Pertanyaan
yang muncul sekarang adalah “ bagaimana dengan hasil ujian berbasis computer
pada siswa nantinya, akankah bernasib sama dengan yang telah dilaksanakan pada
UKG?” Mungkin tidak akan bernasib sama apabila pembelajaran yang telah
dilaksanakan cukup bagus. Jika pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
bias mengakomodir semua karakteristik peserta didik terutama dalam hal gaya
belajar masing-masing peserta didik. Sesuai dengan pesan kurikulum 2013 bahwa
teknologi informasi dan komputer menjadi sarana dalam setiap pembelajaran di
kelas. Demikian halnya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Ujian nasional
berbasis computer tidak akan menjadi kendala jika sehari-hari peseta didik di kelas
selalu berhubungan dengan computer dalam pembelajaranya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pendidikan bahasa
Indonesia pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa
sesuai
dengan fungsi bahasa sebagai wahana
berpikir dan wahana berkomunikasi untuk mengembangkan potensi intelektual,
emosional, dan sosial. Bahasa sangat fungsional dalam kehidupan manusia, karena
selain merupakan alat komunikasi yang paling efektif, berpikir
pun menggunakan bahasa. Azies dan Alwasilah (1997: 12) dan Akhadiah (1992: 18) mengungkapkan,
bahwa di seluruh dunia masalah literasi atau melek huruf ini merupakan persoalan manusiawi sepenting dan semendasar
persoalan pangan dan papan. Menurut Gani (1995: 1) proses pendidikan bahasa sejak di sekolah dasar
harus mampu mewujudkan lulusan yang melek huruf dalam arti yang lebih luas yaitu melek
teknologi dan melek pikir yang keseluruhannya juga mengarah pada melek
kebudayaan. Bahkan ketika rupiah tidak kunjung punya taji, Presiden Joko Widodo sempat menganggap bahasa sebagai
bagian sumber masalah. Investor terkendala dalam berbahasa sehingga tidak
berminat menanam modal di Indonesia, dan serta merta mengubah permenaker nomor
12 tahun 2013 yang intinya tenaga kerja asing tidak perlu diuji kemampuan
berbahasa Indonesianya, alias mereka boleh menggunakan bahasa asal mereka, di
mana saja.(Suprianto Annaf, Bidasan Bahasa:Media Indonesia)
Mengingat pentingnya
bahasa sebagaimana tersebut di atas dan berdasarkan berbagai hasil
temuan yang mengungkapkan bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia
serta hasilnya belum sebagaimana yang diharapkan. Penyebabnya pada umumnya
bahwa kegagalan itu bersumber pada guru dan metodologi pembelajaran serta
sumber daya pendidikan
yang kurang menunjang.
Rofi’uddin dan Zuhdi (1999: 37)
mengungkapkan bahwa rendahnya kemampuan dalam
hal baca-tulis terus
dikumandangkan, bahkan hasil penelitian kemampuan membaca tingkat
sekolah dasar yang dilaksanakan oleh The International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA, 1992) menunjukkan
bahwa kemampuan membaca peserta
didik sekolah dasar
Indonesia berada pada urutan ke 26 dari 27 negara yang menjadi
sampel penelitian. Tepatnya kemampuan
membaca peserta didik sekolah dasar di Indonesia
terendah di kawasan
ASEAN. Lebih parah lagi Ismail (Jalal dan Supriadi, 2001: xxxi)
mengemukakan hasil observasinya di beberapa negara bahwa anak-anak Indonesia “rabun membaca dan lumpuh
menulis.
Demikian
pula hasil studi peneliti
terdahulu terhadap proses pembelajaran
bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh guru-guru SD laboratorium UPI Kampus Cibiru, diperoleh gambaran pada umumnya pembelajaran bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh guru-guru tersebut belum menunjukkan
peningkatan kemampuan berbahasa peserta didik. Salah satu faktor penyebabnya adalah
guru terlalu terikat dengan buku paket bahasa Indonesia dalam melaksanakan
pembelajaran. Peserta didik belajar berkomunikasi baik lisan maupun tulisan hanya mengandalkan dari satu
sumber yaitu buku paket. Belum memberdayakan berbagai sumber belajar yang ada
di sekitar peserta didik. (Jurnal Pendidikan Dasar, 2008:10).
Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, dan mengamanatkan bahasa Indonesia
menjadi penghela bagi matapelajaran yang lain. Artinya bahwa kemampuan memahami
dan menuangkan ide, gagasan, maupun pemikiran dalam bentuk teks menjadi
penekanan utama. Tentu teks yang diharapkan disajikan pada kegiatan
pembelajaran adalah teks yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Bukan fakta yang hanya ada di buku sementara
dalam kehidupan sesungguhnya jarang ditemui.
Permasalahan di atas
jelas bersumber pada bagaimanakah pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan di
kelas. Dua komponen penting dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran
dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan. Penggunaan
media yang tepat dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran.
Selain dapat
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Menghadapi permasalahan
tersebut di atas, penting bagi guru bahasa Indonesia untuk menggunakan media
dalam setiap pembelajarannya. Terutama media yang berbasis computer. Tidak saja
untuk membangkitkan gairah belajar siswa, tetapi juga mengajak peserta didik
juga melek teknologi. Selain itu computer memiliki aneka ragam bentuk media
yang bias digunakan dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan yang lengkap
dalam menyampaikan pesan.
Media
Pembelajaran Berbasis Komputer
Media berasal dari
bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif.. Pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan
tujuan pembelajaran dapat menciptakan kemenarikan siswa daripada hanya sekedar
mendengarkan penjelasan dari guru (teacher center).
Penyajian materi yang
baik bisa menstimulus pembelajar untuk berpikir kritis dan kreatif,
mengembangkan pengetahuannya dan mengaplikasikan pengetahuannya secara konkret.
Karena dengan pemahaman yang menyeluruh tentang suatu konsep pengetahuan, tidak
hanya akan membuat daya ingat semakin kuat tetapi kemampuan siswa untuk problem solving juga akan semakin
terasah.
Prinsip-prinsip dalam
pemilihan media pembelajaran harus dilaksanakan guna memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran yang konstruktif. Prinsip yang dimaksud, antara lain:
1.
Kesesuaian media dengan tujuan
pembelajaran
2.
Kesesuaian media dengan lingkungan
belajar
3.
kesesuaian media dengan karakteristik
pembelajaran
4.
Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan
media
5.
Kefisiensi media dalam kaitannya dengan
waktu, tenaga dan biaya
6.
Keamanan bagi pembelajaran
7.
Kemampuan media dalam mengaktifkan
siswa.
Komputer merupakan jenis
media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil
belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan
menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.
Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang
mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa
teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan
tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan
pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang
efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan
misalnya rancangan grafis dan animasi.
Multimedia berbasis komputer dapat
pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih
keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit
pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat
berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia
berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang
memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika
melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi komputer saat
ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi
siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer
berupa internet dan web telah
membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat
terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di
sekolah.
Beberapa bentuk
penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia meliputi:
1. Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi
digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan
dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak. Pengenalan
materi pembelajaran seperti struktur teks, jenis dan macam teks bias
menggunakan media ini. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media
seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi
satu kesatuan penyajian. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki
tipe visual, auditif maupun kinestetik.
2. CD Multimedia Interaktif
CD interaktif dapat
digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil
belajar siswa. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat
media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur
media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.
Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:
Model Drill: Model
drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
Model Tutorial: Program
CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang
berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti
pengajaran Berprograma tipe Branching yaitu
informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan
pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan
jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar
diberikan. (Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Bentuk-betnuk latihan soal
bias dibuat melalui media ini.
Model Simulasi: Model simulasi dalam
CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
Model Games: Model permainan ini
dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta
didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam
konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20)
Pada umumnya tipe
penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing
siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa
cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang
dimilikinya.
Video
Video termasuk media yang dapat
digunakan untuk pembelajaran. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing
siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara
interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Video
yang dirancang/dibuat sendiri bisa dijadikan rangsangan bagi siswa untuk
menulis sebuah teks.
4. Internet
Internet, singkatan
dari interconection and networking,
adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with
each other¨. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine,
1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari
berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang
berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin
et. al., 1995). Internet bisa juga dijadikan sebagai ajang diskusi membahasa
masalah dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut:
1.
Dimungkinkan terjadinya distribusi
pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak
terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2.
Proses pembelajaran tidak terbatas oleh
waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3.
Pembelajaran dapat memilih topik atau
bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4.
Lama waktu belajar juga tergantung pada
kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
5.
Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6.
Pembelajaran dapat dilakukan secara
interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak
berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan
proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa
secara on-line.
Simpulan
Ujian Nasional berbasis computer (CBT) bukanlah hal yang
berlebihan, namun demikian perlu adanya persiapan yang matang bagi tenaga
pendidik khususnya guru bahasa Indonesia dalam rangka memberi bekal dasar
kompetensi berbahasa Indonesia yang baik bagi peserta didik. Terutama sekali
bukan karena ujian yang berbasis computer akan tetapi karena pentingnya bahasa
Indonesia bagi kelangsungan peradaban generasi muda ke depannya, dalam
menghadapi tantang global 2025
Rendahnya kemampuan siswa terhadap kemampuan membaca dan menulis
semata-mata bukan karena metode pembelajaran yang diterapkan, melainkan juga
karena pemanfaatan media yang digunakan. Untuk itu pembelajaran menggunakan
media berbasis kecanggihan teknologi mutlak diterapkan oleh guru bahasa
Indonesia dalam pembelajaranya. Terutama sekali untuk membangkitkan minat, dan
motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Daftar Rujukan
Azies, Furqonul dan Alwasilah, A. Chaedar (1996) Pengajaran
Bahasa Komunikatif:
Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muchlisoh, dkk. (1992).
Materi Pokkok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta:
Depdikbud;
Proyek Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis.
Tarigan, Henry Guntur.
(1989). Metodologi Pengejaran Bahasa: Suatu Penelitian
Kepustakaan. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat
Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional.2008. Media
Pembelajaran dan Sumber Belajar. Materi Diklat Calon Pengawas
Sekolah/Pengawas Sekolah. Jakarta